Monday, April 21, 2014

Tafsir Surat Luqman



PEMBAHASAN
Surat Luqman Ayat 14 :
أَنِ عَامَيْنِ فِي وَفِصَالُهُ وَهْنٍ عَلَى وَهْنًا أُمُّهُ حَمَلَتْهُ بِوَالِدَيْهِ اْلإِنْسَانَ وَوَصَّيْنَا
                                                    .الْمَصِيرُ إِلَيَّ وَلِوَالِدَيْكَ لِي اشْكُرْ
Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”

Surat Luqman Ayat 15 :
وَصَاحِبْهُمَا تُطِعْهُمَا فَلاَ عِلْمٌ بِهِ لَكَ لَيْسَ امَبِي تُشْرِكَ أَنْ عَلى جَاهَدَاكَ وَإِنْ
كُنْتُمْ بِمَا فَأُنَبِّئُكُمْ مَرْجِعُكُمْ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ أَنَابَ مَنْ سَبِيلَ وَاتَّبِعْ مَعْرُوفًا الدُّنْيَا فِي
                                                                                    .تَعْمَلُونَ
Artinya :
”Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, janganlah kamu mengikuti keduanya; pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”

Tafsiran Surat Luqman Ayat 14 – 15 :
Dua ayat tersebut  menjelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya sebagai wujud rasa syukur atas pemeliharaan keduanya, terutama ibu. Dia  telah mengandungnya sejak janin di dalam kandungan; setiap bertambah usia dan besar janin, semakin bertambah lemahlah dia dan semakin bertambah sulit pula (untuk bergerak). Demikian pula ketika melahirkan, seorang ibu dengan susah-payah mengeluarkan bayinya dari rahimnya. Setelah itu, ibu menyusui bayinya selama dua tahun.  Ibn Jaza3 menafsirkan:  Ungkapan hamalathu ummuhu wahn[an] ‘alâ wahnin wa fishâluhu fî ‘âmayni adalah untuk menjelaskan bahwa hak ibu lebih besar daripada bapak.
Akan tetapi, rasa syukur kepada Allah harus di atas segalanya.  Sebab, kepada-Nya- lah tempat kembali seseorang, termasuk kedua orangtuanya.  Allah-lah yang memberi balasan yang baik kepada orang yang berbuat baik dan balasan yang buruk kepada orang yang berbuat buruk. Karena itu, sekalipun keduanya telah bersusah-payah memeliharamu, kalau mereka mengajakmu pada kekufuran dan perbuatan syirik,  janganlah kamu mengikutinya, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah. Hanya saja, sekalipun demikian, engkau tetap menggauli mereka dengan baik serta senantiasa berlaku sopan dan hormat kepada mereka.
Yang  harus diikuti adalah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku dengan iman (tauhid), taat,  dan amal shalih. Tempat kembali semua makhluk adalah  Allah. Allahlah yang membalas segala perbuatan hamba-Nya. Kemudian, di akhir ayat dijelaskan tentang keluasan dan kelengkapan ilmu Allah sehingga  Dia mengetahui apa saja yang telah dilakukan hamba-Nya.  Penggambaran yang demikian membangkitkan wijdan (naluri beragama) yang ada pada diri manusia.

Nilai-nilai pendidikan
Perintah berbakti kepada kedua orang tua yang dimuat dalam ayat 14-15 memiliki latar belakang historis (asbab al-nuzul), yaitu menceritakan kisah Saad bin Abi Waqash yang dibenci oleh ibu kandungnya sendiri karena memeluk Islam. Si ibu diriwayatkan, melalui aksi mogok makan dan minum demi menuntut anaknya agar kembali kepada agama semula. Namun Saad tetap bersikeras memeluk Islam meskipun diancam ibunya yang tercinta itu. Sampai akhirnya, si ibu tersebut luluh mengalah, sehingga menghentikan aksinya demi menyaksikan keteguhan anaknya tersebut (al-Suyuthi, tt.: 521). Bila dilihat secara seksama, seorang ibu ketika melahirkan adalah dalam keadaan yang sangat payah dan semakin bertambah payahnya ketika ia menyususuinya selama 2 tahun. Oleh karena itu, seorang  anak  sangat  wajar dan memang seharusnya selalu berbakti dan menghormati kedua orang tuanya itu.
Pada ayat ke 14, nasehat tersebut menekankan kepada anak agar senantiasa mengormati ibu terlebih dahulu, ini disebabkan karena ibu telah melahirkannya dengan susah payah, kemudian memeliharanya dengan kasih sayang yang tulus ikhlas, sehingga ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelamahan ibu yang berbeda dengan bapak. Di sisi lain peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan di banding dengan peranan ibu. (M. Quraish Shihab, vol.11, 2002, 129). Tetapi keduanya tetaplah orang tua yang mempunyai tugas utama dalam mendidik anak sehingga proses kedewasaan.
Para pakar ilmu pendidikan menjelaskan bahwa usaha pendidikan adalah usaha sadar yang dilaksanakan oleh seseorang yang menghayati tujuan pendidikan. Berarti bahwa tugas pendidikan dibebankan kepada seseorang yang lebih dewasa dan matang, yaitu orang yang mempunyai integritas kepribadian dan kemampuan yang profesional (Umar Shihab, 2005: 169) .
Isi nasehat keempat diatas mengantarkan pada kejelasan makna bahwa ada patokan fundamental tentang pendidikan dalam al-Qur’an. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu peristiwa komunikasi yang berlangsung dalam situasi dialogis antara manusia untuk mencapai tujuan tertentu (Umar Shihab, 2005: 154).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki anak didik yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.
Keadaan yang demikian akan membawa implikasi paedagogis yang nyata dalam kehidupan anak. Yakni, anak akan menempatkan dirinya pada posisi sebenarnya dengan melihat Allah sebagai Dzat yang Mutlak adanya. Selain itu, anak akan dapat memilih dan memilah mana ajaran yang mestinya didahulukan, dan dia pasti akan memihak pada  aqidah sebagai landasan setiap berperilaku.
  
KESIMPULAN
Luqman al-Hakim adalah manusia biasa yang dapat menembus sifat-sifat, kebiasaan-kebiasaan serta karakteristik manusia pada umumnya. Dia memiliki keutamaan (al-hikmah) yang sangat jarang dimiliki manusia lain. Keadaan inilah yang dapat membawa dirinya pada derajad yang sangat terhormat di hadapan Allah. Ia diposisikan hampir sama dengan para Nabi, walaupun pada hakekatnya tidaklah sama.
Pesan Allah yang terkandung dalam surat Al lukman ayat 14-15 adalah: berbuat baik dan Taat pada kedua orang tua.

 DAFTAR PUSTAKA
1)      Al-quranulqarim
2)      Shafwah at-Tafâsîr, jld. II, hlm. 451.
3)      Tafsîr Ibn Abbas, hlm. 344.
4)      At-Tashîl, jld. III, hlm. 126
5)      Tafsîr Ibn Katsîr (terj.), jld. VI, hlm. 258.
6)      Ibid.
7)      Shafwah at-Tafâsîr, jld. II, hlm. 453
8)      Ibid.
9)      Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, jld. I, hlm. 152
10)  Shafwah at-Tafâsîr, jld. III, hlm. 36.

No comments: