Sunday, April 20, 2014

Penerapan Pembelajaran Cooperatif



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa dalam bidang studi IPA termasuk Fisika. Kemampuan siswa dalam bidang IPA (Fisika), sangat diperlukan untuk dua hal penting, yaitu memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman untuk melanjutkan belajar ke jenjang pendidikan lebih tinggi ddan untuk memberikan bekal bagi kehidupan di masyarakat. Memberikan bekal bagi masyarakat sangat penting untuk mengembankan bakat, minat dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam pembelajaran Fisika yang benar, guru melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. Hal demikian merupakan latihan awal bagi anak untuk berpikir kritis dalam mengembangkan daya cipta dan menuntaskan penguasan konsep dalam belajar fisika.
Keberhasilan pelajaran Fisika ditentukan oleh berbagai hal antara lain kemampuan siswa, kemampuan guru dan metode yang digunakan oleh guru mengajar. Selama ini metode demonstrasi adalah metode utama dalam pendidikan sains, karena pada metode ini tidak hanya dipergunakan untuk memperlihatkan sesuatu untuk sekedar dilihat, tapi banyak dipergunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukaan suatu masalah, memperlihatkan pengalaman suatu prinsip, menguji suatu kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (reinforcement)
Metode pembelajaran ini sering digunakan oleh banyak guru disekolah-sekolah termasuk guru pelajaran Fisika. Namun, metode ini tidak dapat menunjang target ketuntasan belajar siswa, dikarenakan metode ini menerapkan gaya belajar siswa secara individual, motivasi belajar kurang dan tingkat kemampuan heterogen.
Berdasarkan uraian diatas timbul suatu permasalahan yaitu apakah model Pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan proses dan prestasi belajar siswa.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas aka yang menadi rumusan masalah dalam pembelajaranan ini adalah “ Apakah penerapan model Cooperative Learning dapat meningkatrkan aktivitas hasil belajar siswa ..?

1.3  Tujuan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan perstasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning.

1.4  Mamfaat Pembelajaran
Hasil pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk belajar lebih aktif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.


BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1  Pengertian Pembelajaran Coopertive Learning
Pembelajaran  cooperative  merupakan salah satu model pembelajaran dimana aktivitas pembelajaran dilakukan guru dengan menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan terjadinya proses belajr sesama siswa. Model pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil yang terdiri 4-5 orang siswa, kelompok cooperative disusun sedemikian rupa sehingga berkaraktristik heterogen dari jenis kelamin ,latar belakang sosial,maupun kemampuan (Slavin 1994 dalam kusuma ,2006) mendefinisikan pembelajaran yang digunakan guru agar siswa dalam kelompok dapat saling membantu satu sama lain didalam mempelajari suatu materi pelajaran tertentu.
Menurut Kauchaf dan Egger dalam ratumanan (2004) : pembelajaran kooperative merupakan suatu kumpulan strategi belajar sesama siswa. Menurut Arend (1997:111) menyatakan bahwa “the  cooperative learning model was developed to achieve at least theree important intructional goals : Academic Achievement aceeptence of divercity and sosial skill development” yang maksudnya adalah bahwa model pembelajaran kooperatife dikembangkan untuk mencapai   sekurang-kurangnya tiga tujuan pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik penerimaan terhadap individu dan perkembangan ketrampilan siswa.
Sedangkan menurut saya pembelajaran kooperatif adalah “model pembelajaran yang menciptakan proses interaksi sesama siswa yang mana proses interaksi tersebut akan terjadi apabila guru mengatur pembelajaran dalam suatu kelompok. Tiap –tiap kelompok harus memilih ketua kelompok yang mampu mengontrol anggota kelompok dalam menanggapi bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
2.2  Proses Belajar Mengajar
a.       Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dibentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuian diri, pendeknya mengenai segala aspek atau pribadi seseorang ( Nasution, 1995 : 35 ) menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan sustu proses perubahan yaitu perubahan tingah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam mememnuhi kebutuhan hidupnya ( Slamento, 2003 : 2 )
Dari uraian beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan belajar yaitu suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan ke arah yang lenih baik.
b.      Pengertian mengajar
Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Definisi ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar mengajar. Guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan perhitungan kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada siswa. Pasaribu ( google, 1983 : 7 ) mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisir ( mengatur ) lingkungan sebaik-baiknya dengan sehingga terjadi proses belajar mengajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan membimbing dan mengorganisasikan lingkungan sekitar anak didik. Agar tercipata lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan terjadinya proses belajar  yang optimal.
c.       Proses Belajar Mengajar Fisika
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan proses perubahan sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan agar perubahan itu terjadi.
2.3  Prestasi Belajar Fisika
Menurut Arifin (google, 1991 : 3) prestasi berarti hasil usaha. Dalam hubungannya dengan usaha belajar, prestasi berarti belajar ynag dicapai oleh siswa setalah melakukan kegiatan belajar pada kurun waktu tertentu. Prestasi siswa mampu memperlihatkan perubahan dalam bidang keterampilan, nilai, dan sikap.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan dalam kurun waktu tertentu. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar Fisika, dapat diukur prestasinya setelah melakukkan kegiatan tersebut menggunkan suatu alat evaluasi. Jadi, prestasi belajar Fisika merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mempelajari Fisika dalam kurun waktu tertentu dan diukur dengan menggunkan alat evaluasi (test).
  
BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Penerapan Model Cooperatie Learning pada pembelajaran Fisika
Konsep pembelajaran kooperati (  cooperative learning ) bukanlah konsep baru, melainkan telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Pada awal abad pertama, seorang filosofi berpendapat bahwa agar seorang belajar haus memilliki pasangan. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johson dan Johson dalam Ismail, 2002 : 12)
Secara umum terdapat enam fase atau langkah utama pembelajaran cooperative learning yang harus dilakukan oleh guru yaitu :
Fase 1 =>  menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
-          Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 =>  menyajikan informasi
-          Guru menyajikan informasi kepada siswa melalui demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 =>  mengorganisasikan siswa-siswa dalam kelompok belajar
-          Guru menjelaskan pada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara evisien.
Fase 4 =>  membimbing kelompok belajar
-          Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 =>  evaluasi
-          Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
 Fase 6 =>  menberikan penghargaan
-          Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya maupunhasil belajar individu maupun kelompok.
       Pembelajaran model cooperative learning menjadikan guru sebagai fasilitator, membagi kelompok belajar, memberikan permasalahan dan membimbing dalam melakukan diskusi. Daklam pelaksanaan guru dituntut untuk mengembangkan dan menciptakan suasana belajar mengajar sebaik mungkin sehingga minat belajar siswa meningkat dan mendapat hasil baik. Dalam pembelajaran coopertive learning terdapat unsur-unsur dasar yang harus dipenuhi siswa didalam kelompok yaitu :
a.       Siswa harus memiliki merasa bahwa mereka hidup sepenanggungan bersama,
b.      Siswa harus melihat bahwa mereka semua  memiliki tujuan yang sama,
c.       Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya,
d.      Siswa harus berbagi tugas dan tangung jawab yang sama,
e.       Siswa akan dikenalkan evaluasi dan penghargaan
f.       Siswa diminta mempertanggung jawabkan tugasnya
Guru yang selama ini mempunyai dominasi tertinggi dikelas, harus mengurangi dominasi tersebut. Siswa harus diberi kesempatan bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Sejalan dengan hal ini maka peran guru didalam pembelajaran lebih banyak yaitu sebagai organisator informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar, penyedia materi dan kesempatan bagi siswa, dan orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bantuan.
Untuk menjalankan perannya tersebut, maka guru diharapkan memberikan dorongan kepada siswa, hingga siswa merasa mempunyai kebebasan berpikir, berbuat serta beraksi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Pembelajaran cooperative learning memungkinkan guru memberikan perhatian setiap siswa, serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun  siswa dan siswa. Kadang-kadang ada siswa yang lebih mudah belajar dari teman-temannya sendiri atau ada pula yang justru belajar lebih banyak karena harus mengajar temannya. Hal ini memungkinkan siswa lebih terlibat secara aktif dalambelajar dan berkembang daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa. Pembelajaran cooperative memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah, sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang siknifikan.
Cooper mengungkapkan keuntungan dari metode pembelajaran cooperative antara lain :
1.      Siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secar aktif dalam pembelajaran,
2.      Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,
3.      Meningkatkan daya ingat siswa,
4.      Meningkatkan kepuasan siswa terhadap materi pembelajaran.
3.2  Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif mempunyai tiga tujuan yanng hendak dicapai :
1.      Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperative bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2.      Pengakuan adanya keragaman
Model tujuan kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
3.      Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperative adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat dan bekerja sama dalam kelompok.


BAB IV
PENUTUP
1.      Kesimpulan
-          Pembelajaran Fisika dengan menggunakan pembelajaran cooperative learning dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
-          Pembelajaran dengan menggunakan metode belajar cooperative learning lebih menunjang target ketuntasan belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan metode demonstrasi pembelajaran Fisika dengan menggunakan metode belajar cooperative learning dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajar Fisika.
2.      Saran
-          Pada pembahasan yang perlu diadakan praktikum atau membutuhkan bantuan, lebih baik diterapkan model cooperative learning.
-          Guru lebih membimbing siswa saat proses belajar mengajar.


DAFTAR PUSTAKA
http:// writing_colostate.edit/reverences/research/experiment/indek.cfm.internet.
Strategi belajar mengajar, Universitas Malang
TIM Pengajar Mikro, Universitas. Syiah Kuala. Darusssalam Banda Aceh

No comments: