1.
JENIS-JENIS MACAM SUMBER BELAJAR
A. Pengertian Sumber
Belajar
Edgar Dale (1969)
seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah, ‘ segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.’ Pendapat lain
dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT (1977)
yaitu ‘ berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun
terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Kedua pengertian
tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar begitu luas dan
kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang sekiranya
diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan
pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini
maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian
sumber belajar lainnya.
Dengan demikian dapat
disimpulakan bahwa Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.
B. Jenis –
Jenis Sumber Belajar
Dari pengertian
sumber belajar melahirkan beberapa pembagian jenis sumber belajar. Ada
yang membagi menjadi enam jenis sumber belajar yaitu
1. sumber berupa pesan.
2. manusia,
3. Peralatan
4. teknik/metode
5. lingkungan/setting.
Secara garis
besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:
1. Sumber belajar yang dirancang (learning
resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang
dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang
tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua macam
sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk
1. pesan: informasi, bahan ajar; cerita
rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya
2. orang: guru, instruktur, siswa,
ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan
sebagainya
3. bahan: buku, transparansi, film,
slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca,
komik, dan sebagainya;
4. alat/ perlengkapan: perangkat keras,
komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin,
mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya;
5. pendekatan/ metode/ teknik: disikusi,
seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa,
diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya
6. lingkungan: ruang kelas, studio,
perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya.
Berbagai jenis sumber
belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara parsial. Hendaknya
dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah proses pembelajaran.
Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu dipertimbangkan demi
tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian diharapkan akan berdampak
positif terhadap hasil pembelajaran.
2.
HAL-HAL YANG DIANGGAB SEBAGAI SUMBER BELAJAR,
ORGANISASI, DAN MAMFAAT SUMBER BELAJAR
A) Pemanfaatan
Lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan merupakan
salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki nilai-nilai yang
sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Lingkungan dapat
memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber Belajar terdiri dari
1)
Lingkungan
sosial
Lingkungan sosial
dapat digunakan untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan
lingkungan alam dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam
dan dapat menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi
dalam memlihara dan melestarikan alam. Pemanfaatan lingkungan dapat ditempuh
dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke lingkungan,
seperti survey, karyawisata, berkemah, praktek lapangan dan sebagainya. Bahkan
belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa yang disebut
out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan
alam terbuka.
Di samping itu
pemanfaatan lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam
kelas, seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam
kelas. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka
perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
2)
Lingkungan fisik (alam)
Lingkungan alam atau
lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber
daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora
dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.Lingkungan alam sifatnya
relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal
dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk juga proses terjadinya.Dengan mempelajari lingkungan alam ini
diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam
kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan
kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut
berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
B) Pengoptimalan
Sumber Belajar
Banyak orang
beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang
tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan
membebani orang tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar
lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber
belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat
memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan
rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput
dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang
biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi
sumber belajar yang sangat berharga.
Demikian pula, dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh
dengan biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah
pun dapat dioptimalkan menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi
kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki halaman
atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali ditelantarkan
dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak mustahil
akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan minat siswa yang menjurus ke arah terjadinya proses
belajar.
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely
(1971:285) ditegaskan bahwa ada tiga keistemewaan yang dimiliki media
pengajaran yaitu :
1. Media memiliki kemampuan untuk menangkap,
menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian,
2. Media memiliki kemampuan untuk menampilkan
kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan
keperluan, dan
3. Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan
sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.
Peranan media dalam
proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut:
1. Alat untuk memperjelas bahan
pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini, media
digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pembelajaran.
2. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan
persoalan untuk dikaji legih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik
dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media sebagai
sumber pertanyaan atau simulasi belajar siswa.
3. Sumber belajar bagi siswa. Artinya
media tersebut adalah bahan-bahan yang harus dipelajari para peserta didik baik
individual maupun kelompok. Dengan demikian, akan banyak membantu tugas guru
dalam kegiatan mengajarnya.
Media dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual. Dalam
pembelajaran klasikal, media menjadi bagian integral dari proses pembelajaran
itu sendiri. Melalui penggunaan media, siswa dapat terlibat langsung dengan
materi yang sedang dipelajari. Misalnya, penggunaan media realia atau benda
nyata akan memberikan pengalaman belajar (learning experiences) yang
sesungguhnya kepada siswa. Siswa dapat menyentuh dan mengobservasi benda
tersebut dan memperoleh informasi yang diperlukan. Dalam mata pelajaran
biologi, contoh benda nyata adalah flora dan fauna yang dapat diobservasi
secara langsung oleh siswa.
4.
JENIS, KARAKTERISTIK DAN PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN
A) Karakteristik Beberapa Jenis Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu,
yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat
karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput,
dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik
media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh
alat indera. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media
pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp,
1975, (dalam Sadiman, dkk., 1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media
merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar
tertentu.
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya.
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya.
Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut
(Arsyad, 2002) adalah: a) ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media
untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
obyek; b) ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu
obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai
contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu
dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik
time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat
diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari
kejadian/peristiwa tersebut; c) ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan
media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai
tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
Berdasarkan uraian sebelumnya, ternyata bahwa karakteristik media, klasifikasi media, dan pemilihan media merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Banyak ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah melakukan pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media pembelajaran.
Berdasarkan uraian sebelumnya, ternyata bahwa karakteristik media, klasifikasi media, dan pemilihan media merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran. Banyak ahli, seperti Bretz, Duncan, Briggs, Gagne, Edling, Schramm, dan Kemp, telah melakukan pengelompokan atau membuat taksonomi mengenai media pembelajaran.
B) Penggunaan Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Dalam makalah ini akan membahas
bagaimana perbedaan antara media pembelajaran, media pendidikan serta media
massa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.Dalam metodologi pengajaran ada dua
aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan medis pendidikan sebagai
alat bantú mengajar. Sedangkan penilaian adalah untuk mengukur atau menentukan
taraf tercapai tidaknya tujuan pengajaran. Kedudukan media pendidikan sebagi
alat bantú mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu
lingkungan belajar yang diatur oleh guru.Di sini juga akan dibahas penggunaan
media pembelajaran. Seperti yang kita ketahui media pembelajaran itu banyak
macamnya. Untuk proses belajar mengajar yang baik kita harus menggunakan media
pembelajaran yang tepat.
•
Media pembelajaran adalah media yang membawa
pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pengajaran menurut Gagne dan Briggs (1975) media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video
recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan computer.
•
Media Pendidikan Adapun pengertian media pendidikan itu
antara lain: a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik (hardware) atau
perangkat keras, yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba
dengan panea indera. b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik
(software) atau perangkat lunak, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. c.
Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. d. Media pendidikan
memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar
kelas. e. Media pendidikan dapat digunakan secara missal (radio, TV), kelompok
besar dan kecil (film, slide, video, OHP), atau perorangan (modul, computer, radio,
tape,/kaset, video recorder) Jadi kesimpulannya, media pendidikan adalah
perantara yang membawa informasi atau pesan-pesan sebagai sumber belajar, baik
berupa software dan hardware. Contoh media pendidikan adalah gambar, foto,
sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun, poster, radio dan lain-lain.
•
Media Massa Media massa berasal dari dua kata, yaitu
media dan massa. Media adalah alat atau perantara, sedangkan massa adalah orang
banyak dan masyarakat umum. Jadi dapat disimpulkan bahwa media massa adalah
suatu perantara untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat atau orang banyak.
Pesannya itu mengandung informasi-informasi yang diperlukan masyarakat, baik
mengenai politik, sosial, ekonomi, maupun budaya. Sehingga dengan adanya media
massa masyarakat mendapat pengetahuan tentang negaranya. Contoh dari media
massa adalah surat kabar dan Koran.
5. PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN, MEDIA GRAFIS, MEDIA AUDIO, MEDIA PROYEKSI, DAN MEDIA AUDIO
VISUAL
a. Media
Pembelajaran
Misalkan Dengan menggunakan LED Proyektor, informasi yang
akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa
tulisan, gambar, audio video, bagan dan lain-lain akan menjadi lebih menarik
dilihat oleh siswa. Penggunaan proyektor ini lebih menguntungkan, karena idera
pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media
pembelajaran yang telah disiapkan.
Menurut Ibrahim, dkk (2000: 4) media pembelajar adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pebelajar
dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai pembelajar tertentu.
Tantangan bagi guru adalah bagaimana memanfaatkan fasilitas
yang telah diberikan oleh pihak sekolah, dengan adanya fasilitas LED Proyektor
dan Jaringan Hotspot di setiap kelas, guru harus mengembangkan dan
mendistribusikan bahan pembelajaran (Media Pembelajaran) dengan lebih
interaktif dan persuasif.
b. Media
Grafis
Pada prinsipnya semua jenis media dalam kelompok ini
merupakan penyampaian pesan lewat simbul-simbul visual dan melibatkan
rangsangan indera penglihatan. Karakteristik yang dimiliki adalah: bersifat
kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas suatu
masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja, murah
harganya dan mudah mendapatkan serta menggunakannya, terkadang memiliki ciri
abstrak (pada jenis media diagram), merupakan ringkasan visual suatu proses,
terkadang menggunakan simbul-simbul verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung
pesan yang bersifat interpretatif.
c. Media
audio
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah
berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif
(verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran.
Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya
luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat
mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya,
dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah,
sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau
program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
d. Media
proyeksi diam
Beberapa jenis media
yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu (misal proyektor) dalam
penyajiannya. Ada kalanya media ini hanya disajikan dengan penampilan visual
saja, atau disertai rekaman audio. Karakteristik umum media ini adalah: pesan
yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya
berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah, dapat mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan obyek -obyek secara diam
terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari
kelompok media grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai
untuk belajar secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk
semua ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu,
menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan
obyek/kejadian tertentu, dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang,
dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
e. Media
Audio Visual
Media audio dan visual memiliki manfaat di ranah pendidikan.
Manfaat media tersebut yakni dapat mempengaruhi faktor internal dan eksternal
yang dialami oleh peserta didik. Media tersebut pun dikatakan bermanfaat karena
memiliki dampak positif terhadap dunia pendidikan karena menjadikan siswa lebih
berkonsentrasi dan mudah untuk memahami apa yang disampaikan oleh peserta
didik. Media audio-visual pun membantu pendidik untuk mengonkritkan sesuatu
yang abstrak, sebagai contoh : guru PAI sedang mengajarkan siswa tentang Haji,
maka cukup memutarkan CD pembelajaran tentang Haji. Dari contoh tersebut,
dengan adanya media audiovisual siswa akan terangsang imajinasinya dan
kreatifitasnya untuk memahami tentang mereka yang pergi haji ke Mekah.
6.
KOMPUTER DAN INTERNET SEBAGAI MEDIA DAN SUMBER
BELAJAR
A. Media pembelajaran
berbasis komputer dan Internet
Proses pembelajaran
mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran,
media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Peningkatan kemampuan
dan kesadaran guru untuk mengenal dan menguasi teknologi informasi termasuk
penggunaan komputer tentunya hal yang positif sekaligus membanggakan dan
mengisaratkan ‘peningkatan mutu’ dengan membuat media pembelajaran berbasis
komputer sehingga lebih menarik, komunikatif, adaptif dan yang paling prinsip
dapat mengubungkan anak didik pada pemahaman yang nyata dan bermakna.
Perkembangan
teknologi komonikasi dan informasi telah membuka kemungkinan yang luas untuk
dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Hal ini disebabkan pesatnya
teknologi komonikasi dan informasi yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan
masyarakat Indonesia.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan
dan bisa dijadikan landasan dalam pendayagunaan ICT untuk pendidikan ialah
Action Plan for the Development and Implementation of Information And
Communication Technologies (ICT) in Indonesia.
Contoh konkrit dalam pendayagunaan ICT
adalah proses belajar dikelas yang menggunakan internet sebagai media
pembelajaran Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu
proses belajar di sekolah , internet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi
terselenggaranya proses komonikasi interaktif antara guru dengan siswa. Kondisi
yang perlu didukung oleh internet berkaitan dengan strategi pembelajaran yang
akan dikembangkan, yaitu sebagai kegiatan komonikasi yang dilakukan untuk
mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut. (
Boettcher 1999).
B.
Pengembangan Teknologi Sebagai Bahan Ajar
Bahan ajar dalam
pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar (1) pokok-pokok bahasan yang
paling essensial danrepresentatif untuk dijadikan
objek belajar bagi pencapaian tujuan pendidikan, dan (2) pokok bahasan,konsep,
serta prinsip ataumode of inquery sebagai objek belajar yang
memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki hubungan untuk
berkembang, mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan, dan
memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak teramalkan
(Soedjiarto 2000:19-51).
Atas dasar landasan
pemikiran tersebut, maka ruang lingkup kajian pendidikan teknologi yang
dikembangkan dapat mencakup sebagai berikut :
1. Pilar teknologi, yaitu aspek-aspek yang
diproses untuk menghasilkan sesuatu produk teknologi yang merupakan bahan ajar
tentang materi/bahan, energi, dan informasi
2. Domain teknologi, yaitu suatu fokus
bahan kajian yang digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan bahan pelajaran
yang terdiri atas:
- teknologi dan masyarakat (berintikan teknologi untuk kehidupan sehari-hari,industri,profesi, dan lingkungan hidup)
- produk teknologi dan sistem (berintikan bahan,energi, dan sistem)
·
perancangan dan pembuatan karya teknologi (berintikan gambar
dan perancangan, pembuatan dan kaji ulang perancangan)
3.
Area teknologi, yaitu batas kawasan teknologi dalam
program pendidikan teknologi, hal ini antara lain teknologi produksi, teknologi
komunikasi, teknologi energi, dan bioteknologi.
Teknologi dapat
meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk
pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi (Tony Bates, 1995). Alisjahbana I. (1966) mengemukakan
bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga
(Just on Time)”.
DAFTAR
PUSTAKA
http%3A%2F%2Fkursusinggris.wordpress.com%2F2011%2F01%2F19%2Fpenggunaan-media-pembelajaran-yang-tepat-dapat-menunjang-keberhasilan-dalam-proses-pembelajaran
No comments:
Post a Comment