BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehidupan
agama islam dipanggung sejarah peradaban manusia memiliki arti tersendiri,
termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Ilmu dalam Islam berdasarkan paham kesatupadu-
an yang merupakan inti wahyu Allah SWT. Tujuan dari semua ilmu dikembangkan
berdasar- kan Islam ialah untuk menunjukkan kesatupaduan dan saling
berhubungan dari segala yang ada.
Dari
beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan keterbatasan ilmu dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a.
Ilmu hanya
mengetahui fenomena bukan realitas,
b.
Ilmu hanya
menjelaskan sebagian kecil dari fenomena Alam,
c.
Keterbatasan
ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
a)
Pengertian dan kedudukan ilmu dalam Islam!
b)
Apakah ilmu itu terbatas !
c)
Bersumber dari mana ilmu tersebut!
1.3.
Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
(a) Mengetahui
dan memahami pengertian dan kedudukan ilmu dalam Islam.
(b) Mengetahui
bahwa ilmu itu terbatas atau tidak.
(c) Dapat
mengetahui juga sumber ilmu darimana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber dan Metode Ilmu
Kehidupan agama Islam di panggung sejarah peradaban manusia
memiliki arti sendiri, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Turunnya wahyu
Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, membawa semangat baru bagi dunia ilmu
pengetahuan, memecahkan kebekuan zaman. Al-quran menganggab “anfas” ( ego ) dan
“afak” ( dunia ) sebagai sumber pengetahuan.ilmu dalam islam memiliki kapasitas
yang sangat luas, pengalaman batin merupakan pengembangan manusia terhadap
seluruh potensi jiwa dan inteleknya.
A. Apakah
Ilmu itu ?
Ilmu
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima – ya’lamu yang
berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa
inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan
knowledge. Dalam bahasa Indonesia diartikan dengan ilmu pengetahuan. Untuk lebih
memahami pengertian ilmu dibawah ini akan dikemukakan pengertian :
“
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut
metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu
dibidang ( pengetahuan ) itu ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) “
Pengetahuan yang didapat dengan
jalan keterangan disebut ilmu.
B. Kedudukan
Ilmu Menurut Islam
Ilmu
menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam,didalam Al-quran,
kata ilmu dan kata-kata jadinya di gunakan lebih dari 780 kali, ini bermakna
bahwa ajaran islam sebagaimana tercermin dari Al-quran sangat kental dengan
nuansa-nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting
dari agama islam sebagaimana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani ( 1995 ;;39 )
sebagai berikut :
“
Salah satu ciri yang membedakan islam dengan yang lainya adalah penekanannya
terhadap
masalah ilmu ( sains ), Al-quran dan Al-sunnah mengajak kaum muslim untuk
mencari
dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan orang-orang yang
berpengetahuan pada derajat tinggi”
Allah
SWT berfirman dalam Al-quran surat Al Mujadalah ayat 11 yang artinya :
“Allah meninggikan beberapa
derajat ( tingkatan ) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang
yang berilmu ( diberi ilmu pengetahuan ) dan Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”
Banyak ayat-ayat Al-quran yang
menjelaskan tentang ilmu pengetahuan, ini jelas merupakan sumber motivasi bagi
umat Islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca,
dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan
amal, sehingga Nurcholis Madjd ( 1992 : 130 ) menyebutkan bahwa keimanan dan
amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kiukuh ini seolah menengahi
antara iman dan amal.
2.2
Keterbatasan
Ilmu
Manusia
diberi anugerah oleh Allah dengan alat-alat kognitif yang alami terpasang pada
dirinya. Dengan alat ini manusia mengadakan observasi, eksperimentasi, dan
rasionalisai.
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur” ( An Nahl : 78 )
Dalam hubungan antara
filsafat dengan ilmu, banyak timbul pertanyaan-pertanyaan seperti ; apakah
kebenaran ilmu itu sesuatu yang mutlak ? , dan apakah seluruh persoalan manusia
dapat dijelaskan oleh ilmu ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, banyak para
ahli yang mengugkapkan pendapatnya tentang keterbatasan ilmu : para ahli
tersebut adalah:
1. Jean
Paul Sarter menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang mudah selesai
terfikirkan, sesuatu yang tidak pernah mutlak,
2. D.C
Mulder mrnyataka bahwa tiap-tiap ahli ilmu menghadapi soal-soal yang tak dapat
dipecahkan dengan memakai ilmu itu sendiri,
3. Haryoso
menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia dewasa ini belumlah seberapa
dibandingkan dengan rahasia alam semesta yang melindungi manusia,
4. J.
Boeke menyatakan bahwa bagaimanapun telitinya kita menyelidiki
peristiwa-peristiwa yang dipertunjukkan oleh zat hidup itu.
Dari
penjelasan diatas dapat diartikan bahwa kebenaran ilmu itu selalu siap berubah
apabila ditemukan teori-teori baru yang menyangkalnya.
Imam
Khomeini membagi ilmu manusia memiliki tiga alam, maqam, dan fase. Ia menjelaskan, “pertama, fase akhirat yang merupakan alam ghaib. Yakni maqam spiritual dan akal; kedua, fase barzah yang merupakan jembatan antara kedua alam, yaitu maqam khayal dan ketiga, fase dunia yang menjadi daerah kekuasaan mulk ( fisik ) dan alam kasat Indra ( ‘alam syahadah )
2.3
Ilmu-ilmu
Semu
Banyak
orang yang mempelajari ilmu pengetahuan tetapi dirinya bersikap sekuler. Tak
terkesan sedikitpun kecenderungan kepada islam. Ilmu-ilmu inilah yang disebut
sebagai ilmu yang semu karena tidak membawa manusia kepada tujuan hakiki.
1) Sikap
dari para pencari ilmu dengan tidak menyakini bahwa ajaran Islam benar-benar
dar Allah SWT, dan berguna bagi kehidupan manusia di dunia ini,
2) Terbelunggunya
akal pikiran karena peniruan yang membabi buta terhadap karya-karya pendahulu
mereka,
3) Mengikuti
persangkaan yang tidak memiliki landasan ilmiah yang kokoh.
2.4
Klasifikasi
Ilmu
Beberapa
tipe klasifikasi telah dihasilkan dengan berbagai aspek peninjauan dan
penghayatan dan penghayatan terhadap ilmu-ilmu yang berkembang, diantaranya
klasifikasi oleh Al-kindi ( 801 – 873 M ), Al-Farabi ( 870 – 950 M ),
Al-Ghazali ( 1058 – 1111 M ), dan Ibn Khaldu ( wafat 1406 ).
Pada
dasarnya ilmu itu terbagi atas dua bagian besar, yakni ilmu-ilmu Tanziliah
yaitu ilmu-ilmu yang dikembangkan akal manusia terkait dengan nilai-nilai yang
diturunkan Allah SWT baik dalam kitab-Nya maupun hadits-hadits Rasulullah Saw,
dan ilmu-ilmu Kauniah yaitu ilmu-ilmu yang dikembangkan akal manusia karena
intraksinya dengan alam.
Syeh
Zarnuji dalam kitab Ta’liimu Al Muta’alim ketika menjelaskan hadis bahwa
menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim menyatakan :
“ Ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak wajib
bagi setiap muslim dan muslimah menuntut segala ilmu, tetapi yang diwajibkan
adalah menuntut ilmu perbuatan ( ‘ilmu Al hal ) sebagaimana diungkapkan,
sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu perbuatan dan sebagus-bagus amal adalah menjaga
perbuatan “.
Kewajiban
manusia adalah beribadah kepada Allah, maka wajib bagi manusia ( Muslim,
Muslimmah ) untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan tata cara tersebut,
seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji, mengakibatkan wajibnya
menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehidupan agama Islam
di panggung sejarah peradaban manusia memiliki arti sendiri, termasuk dalam
bidang ilmu pengetahuan. Untuk lebih memahami pengertian ilmu dibawah ini akan
dikemukakan pengertian :
“ Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejala-gejala tertentu dibidang ( pengetahuan ) itu ( Kamus Besar Bahasa
Indonesia ) “
Kewajiban
manusia adalah beribadah kepada Allah, maka wajib bagi manusia ( Muslim,
Muslimmah ) untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan tata cara tersebut,
seperti kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji, mengakibatkan wajibnya
menuntut ilmu tentang hal-hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsaputra,Uhar.
Ilmu dalam Pandangan Islam. Islam dan Ilmu
Sabrinafauza.
Keterbatasan Ilmu. Filsafat Ilmu
No comments:
Post a Comment