Monday, May 26, 2014

Perkembangan Teori Manajemen



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik melaksanakan usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus tertentu pula.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa berperan sebagai administrator dalam mengemban mis atasan, sebagai manajer dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988).
Selain makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran manusia tentang manajemen masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman yang ingin mempelajari ilmu manajemen lebih lanjut.

1.2.Rumusan Masalah
-          Bagaimana sejarah dari perkembangan teori Manajemen ?
-          Siapa saja yang berperan dalam perkembangan teori Manajemen ?
-          Bagaimana definisi setiap pembagian teori Manajemen ?
1.3.Tujuan Penulisan
-          Untuk mengetahui sejarah dari perkembangan teori Manajemen.
-          Untuk mengetahui orang yang berperan dalam perkembangan teori Manajemen.
-          Untuk mengetahui definisi setiap pembagian teori Manajemen.




BAB II
PEMBAHASAN

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.

2.1.Teori Manajemen Klasik
Konsep-konsep  tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik  (classical theory ) atau bisa disebut dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam tiga aliran yaitu : Teori birokrasi , Teori administrasi, dan manajemen alamiah.
Birokrasi dikembangkan dari ilmu sosiologi, sedangkan teori administrasi dan manajemen ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen ilmiah lebih menekankan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan, atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain yang terjadi bila orang bekerjasama.
1)      Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik – karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :
1.      Pembagian kerja yang jelas.
2.      Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.
3.      Program rasional dalam pencapaian.
4.      Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
5.      Sistem aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban- kewajiban posisi para  pemegang  jabatan.
6.      Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.
 Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.
2)      Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry Fayol seorang industralis  dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok :
1.    Kegiatan-kegiatan tehnikal
2.    Kegiatan-kegiatan komersial
3.    Kegiatan-kegiatan financial
4.    Kegiatan-kegiatan keamanan
5.    Kegiatan-kegiatan akutansi
6.    Kegiatan-kegiatan manajerial
Fayol juga mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori administrasi, yaitu :
1.        Pembagian kerja (division work)
2.        Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.        Disiplin (discipline)
4.        Kesatuan perintah (unity of command)
5.        Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.        Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general interest)
7.        Balas jasa (remuneration of personnel)
8.        Sentralisasi (centralization)
9.        Rantai scalar (scalar chain)
10.    Aturan (order)
11.    Keadilan (equity)
12.    Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel)
13.    Inisiatif (initiative)
14.    Semangat korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang  juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :
1.    Perencanaan (planning),
2.    Pengorganisasian (organizing),
3.    Pemberian perintah (commanding),
4.    Pengkoordinasian (coordinating), dan
5.    Pengawasan (controlling)
Teori manajemen klasik mementingkan pada aspek struktur dan fungsi. Bahwa untuk mencapai efisiensi yang tinggi, maka struktur organisasi harus stabil. Semakin stabil maka semakin efisien, sehingga struktur-struktur dan fungsi cenderung selalu tetap/tidak berubah. Dua bentuk organisasi yang popular dalam teori ini adalah organisasi social dan formal. Dalam organisasi social, perbedaan-perbedaan status social mengembangkan suatu hirarki dalam struktur sosial yang menempatkan figure-figur tertentu dalam posisi penting, yang biasanya dipertahankan bahkan dikultuskan.
Demikian pula dalam organisasi formal atau birokrasi. Struktur dibentuk secara hirarkis (vertical) dengan sistem lini dan staf atau sistem garis komando dalam militer. Tujuannya adalah efisiensi. Teori ini melihat organisasi sebagai ‘organisasi’ (sangat obyektivis), dimana struktur dan kekuasaan yang stabil sangat penting dalam menghasilkan sesuatu. Hal-hal yang mengganggu kestabilan struktur dan fungsi organisasi akan di-reduce seminimal mungkin, bahkan dihilangkan.
Kita bisa lihat contoh paling nyata di negeri kita, yaitu Indonesia pada zaman orde baru yang senantiasa mementingkan kestabilan ekonomi, politik dan keamanan, sehingga siapapun atau apapun yang dapat mengganggu kestabilan Negara pasti disingkirkan. Pejabat-pejabat dan posisi strategis selalu ditentukan dari atas untuk menjaga kestabilan tersebut. Organisasi-organisasi yang mengikuti teori klasik ini tidak bisa mengakomodir kreativitas dan dinamika, karena organisasi hanya ingin ‘mencari aman’ saja.
Contoh lain dalam dunia bisnis banyak dijumpai pada perusahaan-perusahan keluarga yang cenderung mempertahankan nilai-nilai leluhur yang bergaya tradisional. Demikian pula pada perusahaan-perusahaan BUMN yang banyak dikontrol oleh pemerintah. Tak heran organisasi-organisasi ini cenderung kaku, sulit berkembang dan bersifat mekanis (seperti mesin).
Adapun kelebihan dan kelemahan dalam teori manajemen klasik tersebut. Kelebihan dari teori manajemen klasik yaitu :
·         Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
·         Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
·         Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu pekerjaan.
Dan kelemahan dari teori manajemen klasik yaitu :
·         Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
·         Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
·         Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik ialah prespektif tersebut menganggap remehnya peran individu dalam organisasi.

2.2.Perkembangan Awal Dari Teori Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen. Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2.3.Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah atau disebut juga manajemen modern adalah kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kerja yang berdasarkan prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman keilmuan.
Adapun ciri - ciri manajemen ilmiah atau modern adalah sebagai berikut :
·         Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula.
·         Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan - perhitungan atau pemikiran yang cermat dan teliti, jadi meninggalkan cara kerja trial and error.
·         Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran - ukuran ( standar - standar ) tertentu, baik dalam cara kerja, waktu yang digunakan, maupun hasil produksi yang diharapkan.
·         Terjadi peningkatan produktivitas sebagai hasil kerja yang efektif dan efisien 
·         Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat
Tahap - tahap perkembangan manajemen ilmiah :
1.      Tahap Survival ( 1886 - 1930 ), tahun 1886 adalah tahun lahirnya ilmu manajemen yang ditandai dengan gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor.Dalam tahap survival ini, para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan.
2.      Tahap konsolidasi atau penyempurnaan ( 1930 - 1945 ), dalam tahap ini para pelopor manajemen ilmiah merumuskan metode - metode dan prinsip - prinsip dari ilmu manajemen yang dapat dipraktekan dalam kegiatan - kegiatan perusahaan.
3.      Tahap human relation ( 1945 - 1959 ), dalam tahap ini, selain menggunakan prinsip - prinsip berdasarkan keilmuan, juga lebih mengutamakan perhatian kepada manusia ( para pekerja ) yang berperan serta dalam kegiatan - kegiatan mencapai tujuan usaha. Hubungan antara pemimpin dan pegawai diupayakan dilaksanakan dalam suasana hubungan manusia yang lebih baik.
4.      Tahap behaviouralisme ( 1959 - sekarang ), dalam tahap ini perhatian utama para ahli manajemen terutama dipusatkan terhadap pentingnya peranan manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. 

2.4.Teori Organisasi Klasik
Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Beberapa definisi tentang Organisasi:
a.      Menurut ERNEST DALE:
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu  struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.
b.      Menurut CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.
c.       Menurut KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
d.      Definisi UMUM:
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan”
Teori organisasi klasik biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19).  Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la.. si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi Organisasi menurut Teori Klasik yaitu struktur hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a.       Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b.      Kelompok orang
c.       Kerjasama
d.      Kekuasaan & Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan) Saling melayani) Doktrin) Disiplin) Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
a.       Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b.      Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c.       Struktur (hubungan antar kegiatan)
d.      Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Ciri-ciri Organisasi :
§        Lembaga social yang terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
§        Dikembangkan untuk mencapai tujuan
§        Secara sadar dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
§        Instrumen social yang mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.

2.5.Aliran Manajemen Modern
Teori modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
Teori organisasi modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel, dan probabilistik.
a)      Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang mendasar berbeda dengan teori klasik :
  1. Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi . Melalui analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
  2. Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal. Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem . Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori organisasi modern lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
b)     Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern
  1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan  Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.
  2. Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
  3. Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
  4. Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
  5. Rensistlikert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive mengenai  Empat  Sistem Manajemen, diantaranya Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif Kelompok.
  6. Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan antar budaya.
c)      Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan perusahaan kecil bahkan home industry.  Perubahan kondisi ekonomi global disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.
Banyak perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya, terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu, tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan yang mulai tergeser.
Guna meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain tujuan bersama organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.


















BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
Perkembangan teori manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif . perkembangan yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.




Daftar Pustaka