BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Dalam dunia
pendidikan banyak agenda reformasi yang telah dilaksanakan, beragam program
ikut serta memeriahkam reformasi pendidkan kini memperbaiki pola hubungan
sekolah dengan pemerintah dan lingkungan, pemberdayaan guru, pola pengembangan
perencanaan dan model pembelajaran, reformasi pendidikan tidak cukup hanya
dengan perubahan dalam sector kurukulum, baik struktur maupun prosedur
perumusannya. Pembahuruan kurikulum akan lebih bermakana bila dikuti perubahan
praktek pembelajaran didalam dan diluar kelas. Indicator perubahan kurikulum
diikuti dan ditunjukkan dengan adanya perubahan pada pola penilaian yang
menentukan hasil pembelajaran. Keberhasilan implementasi kurikulum di pengaruhi
oleh kemampuan guru dalam menerapkan kurikulum tersebut. kemampuan tersebut
terutama berkaitan dengan pengetahuan serta tugas yang dibebankan kepadanya.
Kondisi tersebut menunjukan bahwa berfungsinya kurikulum terletak pada
bagaimana pelaksanaannya disekolah, khususnyadikelas dal;am kegiatan belajar
mengajar yang merupakan kunci keberhasilan tersebut.
Dewasa ini berbagai macam komentar diberikan dengan rendahnya prestasi
siswa terutama dalam pembelajaran fisika, dengan adanya kenyataan ini perlu
ditingkatkan mutu pendidikan termasuk pengajaran fisika. Berbagai factor telah
diteliti para ahli umtuk memecahkan masalah ini. Meningkatkan prestasi belajar
yang masih rendah, selain peran guru, factor yang mempengaruhi prestasi belajar
juga perlu ditingkatkan, misalnya factor intern dan ekstern.
Peran guru dalam upaya meningkatakan prestasi belajar adalah dengan
memberikan motivasi. Diantara sekian banyak cara memotivasikan siswa untuk
belajar libih giat agara prestasi mereka meningkat adalah dengan mencari tahu
bagaimana cara membuat mereka untuk lebih tertarik dalam belajar. Caranya
dengan menggunakan metode mengajar yang disenangi anak dan tidak menimbulkan
kejenuhan dalam belajar.
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA khususnya fisika, guru dituntut
untuk mengetahui metode yang tepat dalam penyampaian materi salah satunya adalah
metode eksperimen.
METODE EKSPERIMEN
Metode eksperimen adalah salah satu metode yang bisa digunakan oleh guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehubungan dengan metode itu
Djamarah (1995 :95) mengemukakan bahwa “metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”. Dalam metode ini siswa diberi
kesempatan untuk melakukan sendiri, mengamati sendiri suatu objek,
meanganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.
Metode ini mempunyai kelebihan
dan kekurangan.adapun kelebihan metode ini adalah seperti dikemukakan Djamarah
:
1. Membuat
siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.
2. Dalam
membina siswa dalam untuk membuat terobosan – terobosan dengan penemuan dari
hasil percobaannya dan bermamfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil
percobaan yang berharga dapat dimamfaatkan untuk kemakmuran manusia.
Adapun kekurangan metode ini adalah :
1. Metode
ini lebh sesuai dengan pendidikan sains dan teknologi
2. Memerlukan
berbagai fasilitas peralatan dari bahan yang tidak selalu murah dan mahal.
3. Penelitian
menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan diharapkan karena kemungkinan
tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan dan pengendalian.
Fisika adalah bagian dari IPA yang dalam pelaksanaan pembelajarannya
diperlukan banyak ketrampilan yaitu mengobservasi, menghitung, mengukur,
mengklasifikasikan hingga mengkomunikasikannya sehingga dalam penyampaiannya
perlu digunakan metode yang sesuai dari ketrampilan tersebut misalnya metode
eksperimen.
Sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratarium fisika juaga sangat
penting, karena akan memperangaruhi prestasi belajar siswa. Bila disuatu
sekolah tidak terdapat laboratorium atau alat laboratarium tidak lengkap akan
mengakibatkan terhambatnya proses belajar mengajar. SMPN 1 kutablang pada
kenyataannya masih kurang dibidang fasilitas yaitu alat laboratarium fisika
yang dimiliki belum lengkap, sehingga menghambat proses penerapan metode
pembelajaran eksperimen bagi siswanya khususnya siswa kelas II 3 SMPN 1
kutablang tersebut. kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dikelas tersebut
masih berfokus pada guru, sehingga siswa cenderung hanya mendengar, mencatat,
kemudian menghafal materi yang disampaikan. Hal ini akan menghilangkan
kesempatan siswa dalam mengembagkan daya penalarannya untuk memecahkan masalah.
Karena itu dalam proses kegiatan belajar mengajar guru perlu menerapkan cara
yang tepat sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II3 SMPN 1
kutablang. Pada mata pelajaran fisika agar siswa lebih aktif dalam memperoleh
konsep yang sedang dipelajari, sehingga materi yang disampaikan benar – benar
dikusai.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang diajukan adalah : “ Apakah melalui penerapan metode
pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II3
SMPN 1 kutablang pada mata pelajaran fisika.”
C.
Tujuan
Penelitian
Penelitian bertujuan untuk :
-
Mengungkapkan suatu penerapan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II3 SMPN 1
kutablang pada mata pelajaran fisika.
-
Mengungkapkan suatu upaya yang dapat
mengungkapkan cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas II3 SMPN 1
kutablang pada mata pelajaran fisika
-
Mengungkapkan suatu upaya yang dapat
meningkatkan aktvitas dan kreativitas belajar siswa kelas II3 SMPN 1 kuta blang
pada mata pelajaran fisika.
D.
Manfaat
penelitian
1. Bagi
Siswa
Dengan adanya penelitian ini sebagai upaya peningkatan prestasi yaitu
menerapkan metode pembelajaran eksperimen atau mengadakan pratikum langsung/
menggunakan alat – alat laboratarium dalam pembelajaran fisika di harapkan
dapat menimbulkan gairah / minat belajar dan menambah pengetahuan siswa
sehingga meningkatkan prestasi siswa.
2. Bagi
Guru
Penelitian ini dapat bermamfaat bagi guru, yakni dapat memberikan
pengalaman bagi guru bahwa dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata
pelajaran fisika, perlu diterapkan metode pembelajaran yang memamfaatkan alat-
alat laboratarium untuk memberikan pemahaman lebih langsung bagi siswa, dengan
demikian daya serap siswa akan lebih mudah, sehingga prestasi belajar siswa
mwningkat.
3. Bagi
Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan SMPN1 kutablang dapat
meningkatkan penerapan metode pembelajaran eksperimen dan penggunaan alat –
alat laboratarium dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan pemahaman siswa
dan meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
E.
Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam proposal penelitian adalah melalui
penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar
khususnya pada mata pelajaran fisika bagi siswa kelas II3 SMPN 1 kutablang.
F.
Pembatasan
masalah
Agar dapat melaksanakan penelitian yang berpusat pada permasalahan yang
timbul maka penulis memberikan batasan sebagai berikut :
1. Metode
yang digunakan adalah eksperimen, karena metode eksperimen dapat dijadikan
sebagai salah satu cara meningkatkan pemahaman / daya serap siswa terhadap
pelajaran fisika, sehingga prestasi siswa meningkat.
2. Indicator
efetivitas proses belajar mengajar fisika yang digunakan oleh guru untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
G.
Defenisi
oprasional
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam serangkaian
kegiatan yang telah dilakukan secara sadar oleh seorang yang mengakibatkan
perubahan pengetahuan.
Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu.
Model pembelajaran eksperimen adalah ………………
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Pengertian
belajar dan prestasi belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka
memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan dan perubahan sikap seperti yang
diharapakan kegiatan belajar dapat berlangsung disekolah atau diluar sekolah.
Menurut H. Malik (2003 : 154) mengatakan bahwa.” Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar
sesungguhnya adalah cirri khas manusia yang membedakannya dengan hewan. Belajar
yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya yang berlangsung
seumur hidup, kapan saja dan dimana, baik sekolah, dikelas, dijalanan dalam
waktu yang ditentukan sebelumnya. Namun demikian suatu hal yang sudah pasti bahwa
belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh artikel dan waktu
tertentu, berbeda hasilnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh hewan (yang
sering dikatakan belajar).”
Belajar merupakan tujuan yang harus dicapai. Hala ini dikemukakan oleh
Imaluddin (1980 : 40) sebagai berikut : “ belajar akan belajar dengan baik bila
disertai dengan tujuan yang jelas”. Dari kutipan ini dapat disimpulkan bahwa
belajar tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak disertai dengan tujuan
yang jelas, maka langkah pertama yang harus dilakukan dalam situasi pelajaran
dengan baik adalah membimbing siswa untuk menentukan tempat diarahkan
kegiatannya.
1.
Factor yang mempengaruhi belajar
1.
Factor intelegensi
factor integensi sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar, intelegensi merupakan kemampuan seseorang berbuat seseuatu dengan cara
tertentu. Intelegensi juga sering diartikan sebagai kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan / belajar dari pengalaman. Presatasi belajar seseorang dapat
ditentukan oleh lingkungan dimana seseorang tersebut berada. Selain factor
lingkungan, tingkat kecerdasan seseorang juga dipengaruhi oleh factor bawaan
yang berupa gen yang diturunkan dari orang tuanya.
2.
Factor motivasi
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan
sebagai sumber penggerak dalam diri siswa sehingga menimbulkan semangat dalam
melakukan aktifitas belajar. Menurut Nasution (1982 : 76) “ Motivasi adalah
usaha – usaha untuk menyediakan kondisi sehingga seorang anak ingin
melakukannya. Anak yang mempunyai intelegensi tinggi mungkin gagal dalam
pelajaran jika kekurangan motivasi”. Dari kutipan diatas, motivasi sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang kurang memilki motivasi
belajar, walaupun intelegensi yang dimilikinya yang tinggi, akan mempengaruhi
hasil belajar yang diperolehnya, sehingga menghambat siswa tersebut untuk
mendapatkan hasil yang baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.
Jenis
Penelitan
Penelitian yang dilaksanakan pad siswa kelas II/3 SMP N 2 Kutablang ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat aktifitas dan kreatifitas
belajar siswa, juga bertujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa dalam
belajar sehingga diharapkan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa agar
lebih meningkat.
2.
Tempat
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal ………….. sampai dengan ………….. Berdasarkan tempat
ditemukan permasalahan, maka lokasi Penelitian ini adalah di SMP N 2
Kutablang pada kelas 2.
3.
Rancangan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan
pendekatan pada aktifitas dan kreatifitas siswa untuk memungkinkan diperolehnya
gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan.
- Perencanaan
awal
Guru merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menentukan
kegiatan serta penerapan yang akan dilakukan. Pada perencanaan awal ini, guru
mengidentifikasi maslah yang terjadi dikelas serta penentuan suatu
penyelesaiannya dengan mengguanakan metode pembelajaran tertentu.
- Pernecanaan
tindakan
Guru membuat Rencana PElaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dan
acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Guru membauat jadwal
perencanaan, mempersiapkan alat dan media yang diperlukan dalam penelitian.
- Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan tindkan dilakukan sesuai waktu yang telah direncanakan.
Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas dan dapat bekerja sama dengan petugas
Laboratorium yang terbentuk dalam satu tim agar hasil nya maksimal.
- Observasi
Merupakan kegiatan pengamatan / pengambilan data untuk mengetahui
seberapa jauh tindakan. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi.
- Refleksi
Guru mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam
pelaksanaan siklus berikutnya.
4.
Populasi
dan Sampel
Populasi adlah keseluruhan individu yang dijadikan subjek penelitian.
Maka oleh karena itu populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II/3 SMP N
2 Kutablang.
Sampel Penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai
sumber data. Adapun sampel adalah siswa kelas II/3.
5.
Tehnik
Pengumpulan data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis melaksanakan dengan
tehnik tes, tes akan dilaksanakan terhdap siswa kelas II/3 SMP N 2 Kutablang.
Tes yang dilaksanakan meliputi tes awal dan tes akhir. Adapun tahap-tahap yang
peneliti lakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a.
Melaksanakan tes awal yang berhubungan dengan
materi.
b.
Melakukan proses pembelajaran materi melalui penerapan metode eksperimen.
c.
Mengadakan tes akhir untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa.
d.
Membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui
respon mereka terhadap penerapan metode eksperimen pada materi bayangan pada
lensa.
6.
Instrumen
Penelitian
Adapun instrument yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
:
a)
Tes, yang meliputi tes awal dan tes akhir. Dalam
pelaksanaan tes ini peneliti menyiapkan soal sebanyak 20 item bentuk pilihan
ganda.
b)
Angket
Tujuan pembagian angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
respon siswa terhadap penerapan metode eksperimen dalam proses pembelajaran
fisika.
7.
Analisis
data
Dalam rangka menganalisis data hasil pembelajaran materi bayangan
pada lensa. Penulis menggunakan rumus seperti dikemukakan oleh Arikunto
(1993 : 263) yaitu :
Ket :
|
Xd :
Defiasi Masing-masing subjek (d-Md)
:
Jumlah Kuadrat Deviasi
N
: Subjek pada sampel
d.b :
ditentukan dengan N-1
Selanjutnya untuk derajat kebebasan (db) = N-1 dan 2,0,05. Akhirnya
peneliti membandingkan antara nilai hitung dengan nilain table criteria
pengujian terima Ha, jika terhitung > t table, dlam hal lain H0
ditolak.
Untuk menganalisis respon siswa berdasarkan jawaban dari angket yang
telah diisi, maka peneliti menggunakan analisis presentase. Analisis
presentase ini digunakan untuk mengetahui berapa persen siswa yang menyukai pembelajaran
dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Ket :
P : Presentase,
F : Jumlah siswa yang menyukai
pembelajaran tersebut,
N : Jumlah sampel
No comments:
Post a Comment