A. PENDAHULUAN
Ilmu Fisika sebagai disiplin sains mengandung unsur pengetahuan
deklaratif dan prosedural. Dengan demikian mempelajari Fisika sebagai
pengetahuan deklaratif menghasilkan perubahan sistem konseptual individu,
melalui pembentukan konsep dan asimilasi konsep (Ausubel, 1968). Sedangkan
sifat prosedural Fisika mengembangkan keterampilan proses sains individu
melalui praktikum.
Model Pembelajaran Praktikum Diskriptif–Empiris Induktif–Hipotetis
Deduktif” (model pembelajaran praktikum D–E–H) merupakan suatu model
pembelajaran yang menggunakan tiga macam siklus belajar ayitu : deskriptif,
empiris-induktif dan hipotetis-deduktif (Lawson, 1994). Penggunaan tiga siklus
belajar dalam Model Pembelajaran Praktikum ini memerlukan perbedaan dalam
inisiatif, pengetahuan, dan kemampuan penalaran dari para siswa.
Model Pembelajaran
Praktikum untuk meningkatkan kemampuan berpikir formal siswa dalam penelitian
ini, memberikan pengalaman belajar siswa melalui praktikum dengan menggunakan
tiga macam siklus belajar: deskriptif, empirisinduktif dan hipotetis-deduktif
(Lawson, 1994). Ketiga siklus ini menunjukkan suatu kontinuum dari sains
deskriptif hingga sains eksperimental. Siklus belajar deskriptif membutuhkan
hanya pola-pola deskriptif (yaitu: seriasi, klasifikasi, konservasi); siklus
belajar hipotetis-deduktif membutuhkan pola-pola tingkat-tinggi (yaitu:
pengontrolan variabel, penalaran korelasional, penalaran hipotetis-deduktif).
Siklus belajar empiris-induktif bersifat intermediate dan membutuhkan pola-pola
penalaran deskriptif tetapi secara umum melibatkan pola-pola tingkat-tinggi
(Lawson, 1988).
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
melalui dua tahapan penelitian. Tahap pertama, studi deskriptif teoretik untuk
menentukan percobaan-percobaan yang dapat dikembangkan dari materi
pembelajaran, dan dilanjutkan dengan studi analisis teoretik pada uji coba model. Berikutnya tahap
kedua, studi eksperimental digunakan pada implementasi dan evaluasi
pembelajaran MPP D–E–H (Model Pembelajaran Praktikum Diskriptif–Empiris
Induktif–Hipotetis Deduktif) tersebut.
Adapun 5 kelas yang
digunakan dalam penelitian ini, seluruhnya berjumlah 226 siswa. Dari jumlah
tersebut yang tidak mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran sebanyak 10 siswa,
sehingga yang dapat menjadi subyek penelitian sebanyak 216 siswa.
C. Hasil dan Pembahasan
Melalui pembelajaran MPP
D–E–H, keterampilan “merumuskan hipotesis”, keterampilan “mengendalikan
variabel” dan keterampilan “merancang percobaan” dapat dikembangkan
pada kelompok SMA dengan prestasi akademik sedang maupun kelompok SMA dengan
prestasi akademik tinggi. Ini merupakan dampak positif dari perbaikan
keterampilan proses sains siswa.
D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
a. Kelebihan
Semua hasil analisis data tersaji dengan rinci dalam
jurnal ini.
b. Kelemahan
Penelitian ini menggunakan pengolah data dengan statistic
yang rumit.
No comments:
Post a Comment