Monday, November 17, 2014

Penjelasan Pendidikan Berkarakter dalam kurikulum 2013 (Part 1)


Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamua'laikum wr.wb.
Apa kabar sahabat semua ! Alhamdulillah pasti sehat-sehat semua kan..??
Okey sudah lammmmaaa mimin gx share-share lagi,, soalnya lagi banyak kegiatan.. hehehehe.
Pada kesempatan malam ini walaupun diiiingiiin dan ditemani sama teh hangat, mimin akan membagikan sedikit ilmu yang mimin dapat tadi siang tentang Pendidikan Berkarakater dalam Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan kabupaten bireuen bertempat di Kampus UT Bireuen .
Pasti kita bertanya-tanya kenapa sih harus ada pendidikan yang berkarakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru ! padahal itu kan tugas guru Agama, Bimpen dan PPKN, ya kan sahabat..??
Nah, berdasarkan tutor  Zulfikri Anas tadi mengatakan bahwa pemikiran ini harus dibuang jauh-jauh kedalam jurang. Yaaaah mampus dooong.. hehehehe. Itu kan cuma di ibaratkan. Maksud dari perkataan tutor Zul adalah untuk membina karakter seorang siswa harus bekerja antar semua warga sekolah.
A.  Asal Usul Pendidikan Karakter/Akhlak
Okey sebelum kita melangkah jaaaaaauuuh sekali, sekarang yuuuuks kita kembali dulu kezaman Jahiliyah. Yaaaaaah.. ngapain bahas sejarah miiin..?? tenaaang duluuu sahabaaat.. Coba sahabat kembali merenung sifat dan sikap manusia pada zaman Jahiliyah..? pasti kan di ambang kehancuran dan akan mengarah kepada Kiamat dimana perempuan dan budak diperlakukan secara tidak manusiawi, walaupun mereka sangat pintar tetapi mereka tidak menghargai antar satu sama lain, mereka memakai hukum Rimba “Siapa yang Kuat dialah Pengauasanya”, iya kan sahabat ?
Sekarang ayo sahabat berfikir kenapa sifat dan sikap pada masa Jahiliyah dalam masa 1500 tahun yang lalu sudah menghilang..?? siapa yang menghilangkannya di atas muka bumi ini..?? ayoooo siapa sahabat..?? Nabi Muhammad SAW kan. Coba sahabat membayangkan bagaimana Rasululllah menghilangkan karakter yang di ambang kehancuran tersebut menjadi karakter yang penuh dengan kedamaian!
Menurut tutor Zul jelaskan tadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah ubah dulu karakter pada diri sendiri baru bisa mengubah karakter orang lain supaya menjadi suri tauladan bagi orang lain disekitarnya. Coba sahabat renungkan bagaimana karakter Rasulullah dalam membawa ajaran Islam didalam zaman Jahililyah yang diambang kehancuran. Dengan karakter/Akhlak beliaulah orang yang memaki Rasulullah malah mereka yang masuk ke dalam agama Islam, orang yang ingin membunuh Rasulullah menjadi sahabat terbaik Rasullullah. Dari contoh diatas dapat kita tarik simpulan bahwa untuk mengubah karakter/Akhlak seseorang harus dirubah dulu Akhlak dari kita sendiri sebagai seorang guru sehingga kita seorang guru bisa menjadi suri tauladan bagi siswa yang diajarkan. Timbul pertanyaan dari kita “Bagaimana Rasullullah bisa menjadi suri tauladan bagi ummatnya” !
Sebenarnya untuk mendidik karakter/Akhlak untuk seseorang/siswa yang harus dilakukan adalah kembalikan dulu pendidikan tersebut ke RUHnya. Maksudnya disini adalah Ruh dari pendidikan adalah Agama (Al-Quran dan Hadist). Apabila pendidikan  seseorang dididik melalui agama pasti dia memiliki karakter/Akhlak yang mulia.  Misalkan saya contohkan yang sering kita lihat di televisi sebuah kisah memilukan dinegara kita tercinta ini yaitu penjabat dan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, kita bisa menanyakan kepada kawan-kawan kita disamping “Dia itu bodoh atau gak sih kok orang seperti itu bisa menjadi penjabat! Padahal dia itu kan pintar !”
Bagaimana kita menjawab persoalan seperti ini ! sangat mudah menjawabnya karena pendidikan yang selama ini dikembangkan oleh seorang guru adalah selalu melihat siswa yang memiliki nilai akademik tinggi tapi tidak pernah meihat siswa yang memiliki akhlak yang mulia. Mengapa demikian! Karena bisa kita buktikan bahwa setiap anak yang memiliki nilai akademik tinggi pasti dia memiliki akhlak yang kurang baik misalnya egois, tidak ada kawan yang dipercaya, sendiran selalu dll. Nah untuk anak yang memiliki nilai akademiknya rendah dan memiliki akhlak yang tinggi dia sangat pandai dalam bergaul dan menghargai kawannya. Sekarang anda bayangkan juga siswa yang guru-guru banggakan nilai akademiknya apakah begitu lulus dia akan ingat guru tersebut ! sekarang anda bayangkan lagi siswa yang nilai akademiknya rendah sehingga guru lupa terhadap dia sedangkan dia sangat ingat terhadap guru tersebut dan selalu menegur guru tersebut dimana pun dia bertemu dengan guru. Menurut anda siswa manakah yang terbaik dan mulia ? anda jawab sendiri wahai Guru.
Lalu apa hubungannya dengan penjabat-penjabat dan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ! hubungannya adalah para penjabat dan oknum tersebut dulu lahir dari seorang siswa yang diajarkan oleh seorang guru yang Cuma mengedepankan nilai akademik dan lupa tentang nilai spiritual dan sosial dari siswa yang diajarkan. Sehingga timbullah orang pintar yang menipu dan merusak karena mereka tau bagaimana menghindari tipuannya itu dari pandangan orang. Tapi apabila nilai spiritual dan nilai sikap yang sejalan diajarkan dengan nilai pengetahuan pasti sifat dan sikap itu akan terhindari karena mereka takut akan dosa dan malu hatinya dengan sikap yang tidak baik itu.
Dari uraian semua diatas dapat kita simpulkan yaitu seorang guru harus mendidik siswa bukan hanya dengan aspek pengetahuan dan keterampilan (nilai akademik) saja tapi harus di iringi dengan aspek spiritual dan sikap (nilai religious) karena diharapkan supaya dimasa depan setiap siswa akan menjadi suri tauladan yang baik bagi orang lain dengan keimanannya yang kuat sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang negative.


No comments: