BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Sesungguhnya mulai
kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak para pelaku usaha berkecimpung
memikirkan upaya terbaik dalam aktifitas manajemen tertuang dalam sejarah
perkembangan manajemen dalam kurun waktu tertentu. Manajemen adalah praktik
melaksanakan usah terbaik sehingga dari sejarah pemikiran manajemen kita dapat
belajar dari kegagalan dan keberhasilan orang-orang terdahulu yang menerapkan
konsep manajemen berdasarkan pemikiran pada kurun waktu tertentu dengan kasus
tertentu pula.
Dalam pendidikan, manajemen itu dapat
diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih manajemen sebagai aktivitas, bukan sebagai individu, agar konsisten
dengan istilah administrasi dengan administrator sebagai pelaksananya dan
supervisi dengan supervisor sebagai pelaksananya. Kepala sekolah misalnya bisa
berperan sebagai administrator dalam mengemban mis atasan, sebagai manajer
dalam memadukan sumber-sumber pendidikan, dan sebagai supervisor dalam membina
guru-guru pada proses belajar mengajar (Pidarta: 1988).
Selain makalah ini
memberikan penjelasan tentang sejarah dan gambaran bagaimana aliran pikiran
manusia tentang manajemen masa lalu, diharapkan dapat bermanfaat bagi
teman-teman yang ingin mempelajari ilmu manajemen lebih lanjut.
1.2.Rumusan Masalah
-
Bagaimana sejarah dari
perkembangan teori Manajemen ?
-
Siapa saja yang berperan dalam
perkembangan teori Manajemen ?
-
Bagaimana definisi setiap
pembagian teori Manajemen ?
1.3.Tujuan Penulisan
-
Untuk mengetahui sejarah dari
perkembangan teori Manajemen.
-
Untuk mengetahui orang yang
berperan dalam perkembangan teori Manajemen.
-
Untuk mengetahui definisi setiap
pembagian teori Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini
dibuktikan dengan keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu
tenaga kerja tidak akan terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja
istilah manajemen baru muncul pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah
dipraktikkan pada masa pra sejarah. Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan
Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan bukti bahwa manajemen sudah lama
dipraktikkan di Indonesia.
2.1.Teori Manajemen Klasik
Konsep-konsep
tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun 1800-an, dan
konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (classical theory
) atau bisa disebut dengan teori tradisional. Teori klasik berkembang dalam
tiga aliran yaitu : Teori birokrasi , Teori administrasi, dan manajemen
alamiah.
Birokrasi
dikembangkan dari ilmu sosiologi, sedangkan teori administrasi dan manajemen
ilmiah dikembangkan langsung dari pengalaman praktek manajemen. Teori
administrasi memusatkan diri pada aspek makro dari organisasi. Aliran manajemen
ilmiah lebih menekankan pada karyawan dan mandor dalam kegiatan perusahaan,
atau elemen mikro sebagai suatu bagian dari proses kerja. Teori klasik
mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuassan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor
lain yang terjadi bila orang bekerjasama.
1) Teori
Birokrasi
Teori
ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai
karakteristik – karakteristik structural tertentu yang dapat dikemukakan di
setiap organisasi kompleks dan modern. Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik
birokrasi sebagai berikut :
1. Pembagian kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara
baik.
3. Program rasional dalam pencapaian.
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi
kerja.
5. Sistem aturan yang mencangkup hak-hak
dan kewajiban- kewajiban posisi para pemegang jabatan.
6. Hubungan-hubungan antar pribadi yang
sifatnya “impersonal”.
Jadi
birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur
dalam organisasi.
2) Teori
Administrasi
Teori
administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini
sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick
dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.
Henry Fayol
Henry
Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis
masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum). Fayol menyatakan
bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6(enam) kelompok
:
1. Kegiatan-kegiatan tehnikal
2. Kegiatan-kegiatan komersial
3. Kegiatan-kegiatan financial
4. Kegiatan-kegiatan keamanan
5. Kegiatan-kegiatan akutansi
6. Kegiatan-kegiatan manajerial
Fayol juga
mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang menjadi dasar
perkembangan teori administrasi, yaitu :
1.
Pembagian kerja (division work)
2.
Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3.
Disiplin (discipline)
4.
Kesatuan perintah (unity of command)
5.
Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6.
Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
(subordination of individual interest to general interest)
7.
Balas jasa (remuneration of personnel)
8.
Sentralisasi (centralization)
9.
Rantai scalar (scalar chain)
10. Aturan (order)
11. Keadilan (equity)
12. Kelanggengan personalia (stability of
tenure of personnel)
13. Inisiatif (initiative)
14. Semangat korps (esprit de corps)
Disamping itu, fayol
memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen”
yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme
Fayol , yaitu :
1. Perencanaan (planning),
2. Pengorganisasian (organizing),
3. Pemberian perintah (commanding),
4. Pengkoordinasian (coordinating), dan
5. Pengawasan (controlling)
Teori manajemen
klasik mementingkan pada aspek struktur dan fungsi. Bahwa
untuk mencapai efisiensi yang tinggi, maka struktur organisasi harus stabil.
Semakin stabil maka semakin efisien, sehingga struktur-struktur dan fungsi
cenderung selalu tetap/tidak berubah. Dua bentuk organisasi yang popular dalam
teori ini adalah organisasi social dan formal. Dalam organisasi social,
perbedaan-perbedaan status social mengembangkan suatu hirarki dalam struktur
sosial yang menempatkan figure-figur tertentu dalam posisi penting, yang
biasanya dipertahankan bahkan dikultuskan.
Demikian pula dalam
organisasi formal atau birokrasi. Struktur dibentuk secara hirarkis (vertical)
dengan sistem lini dan staf atau sistem garis komando dalam militer. Tujuannya
adalah efisiensi. Teori ini melihat organisasi sebagai ‘organisasi’ (sangat
obyektivis), dimana struktur dan kekuasaan yang stabil sangat penting dalam
menghasilkan sesuatu. Hal-hal yang mengganggu kestabilan struktur dan fungsi
organisasi akan di-reduce seminimal mungkin, bahkan dihilangkan.
Kita bisa lihat
contoh paling nyata di negeri kita, yaitu Indonesia pada zaman orde baru yang
senantiasa mementingkan kestabilan ekonomi, politik dan keamanan, sehingga
siapapun atau apapun yang dapat mengganggu kestabilan Negara pasti disingkirkan.
Pejabat-pejabat dan posisi strategis selalu ditentukan dari atas untuk menjaga
kestabilan tersebut. Organisasi-organisasi yang mengikuti teori klasik ini
tidak bisa mengakomodir kreativitas dan dinamika, karena organisasi hanya ingin
‘mencari aman’ saja.
Contoh lain dalam
dunia bisnis banyak dijumpai pada perusahaan-perusahan keluarga yang cenderung
mempertahankan nilai-nilai leluhur yang bergaya tradisional. Demikian pula pada
perusahaan-perusahaan BUMN yang banyak dikontrol oleh pemerintah. Tak heran
organisasi-organisasi ini cenderung kaku, sulit berkembang dan bersifat mekanis
(seperti mesin).
Adapun kelebihan dan
kelemahan dalam teori manajemen klasik tersebut. Kelebihan dari teori manajemen
klasik yaitu :
·
Teknik efisiensi dan penelitian waktu dan gerak mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
·
Metode pemilikan dan pengembangan tenaga kerja menunjukkan
pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas kerja.
·
Metode ini juga mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong
manajer untukmencari alternatif terbaik dalam melaksanakn suatu pekerjaan.
Dan kelemahan dari teori manajemen
klasik yaitu :
·
Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil,
tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah.
·
Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja dan
tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena kebutuhan itu
tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya
memperhatikan aspek material dan fisik.
·
Manajer juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif
klasik dan menghindari fokus sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif
penting lainnya. Kekurangan dari manajemen klasik ialah prespektif tersebut
menganggap remehnya peran individu dalam organisasi.
2.2.Perkembangan Awal Dari
Teori Manajemen
Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal
ini dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut
dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan
berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk
manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir
manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya
dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama
tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat
perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk
awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di
organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal
perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku
dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini
perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk
merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki
sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya
manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak
pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat
fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era
moderen. Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu
manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The
Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang.
Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti
dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika
setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1)
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu
yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan
lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu
manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri
menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang
berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat
khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan,
mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.
2.3.Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah atau
disebut juga manajemen modern adalah kepemimpinan atau pengelolaan kegiatan
untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan cara kerja yang berdasarkan
prinsip - prinsip atau pedoman - pedoman keilmuan.
Adapun ciri - ciri manajemen ilmiah
atau modern adalah sebagai berikut :
·
Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip - prinsip
keilmuan sebagai hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmiah pula.
·
Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan
- perhitungan atau pemikiran yang cermat dan teliti, jadi meninggalkan cara
kerja trial and error.
·
Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran -
ukuran ( standar - standar ) tertentu, baik dalam cara kerja, waktu yang
digunakan, maupun hasil produksi yang diharapkan.
·
Terjadi peningkatan produktivitas sebagai hasil kerja yang
efektif dan efisien
·
Cara kerja dan hasil kerjanya dapat mengikuti dan memenuhi
tuntutan kebutuhan jaman yang makin meningkat
Tahap - tahap perkembangan manajemen
ilmiah :
1. Tahap Survival ( 1886 - 1930 ), tahun
1886 adalah tahun lahirnya ilmu manajemen yang ditandai dengan gerakan
manajemen ilmiah yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor.Dalam tahap
survival ini, para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen sebagai salah
satu cabang ilmu pengetahuan.
2. Tahap konsolidasi atau penyempurnaan (
1930 - 1945 ), dalam tahap ini para pelopor manajemen ilmiah merumuskan metode
- metode dan prinsip - prinsip dari ilmu manajemen yang dapat dipraktekan dalam
kegiatan - kegiatan perusahaan.
3. Tahap human relation ( 1945 - 1959 ),
dalam tahap ini, selain menggunakan prinsip - prinsip berdasarkan keilmuan,
juga lebih mengutamakan perhatian kepada manusia ( para pekerja ) yang berperan
serta dalam kegiatan - kegiatan mencapai tujuan usaha. Hubungan antara pemimpin
dan pegawai diupayakan dilaksanakan dalam suasana hubungan manusia yang lebih
baik.
4. Tahap behaviouralisme ( 1959 - sekarang
), dalam tahap ini perhatian utama para ahli manajemen terutama dipusatkan
terhadap pentingnya peranan manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan
perusahaan.
2.4.Teori Organisasi
Klasik
Manusia adalah mahluk social yang cinderung untuk hidup
bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai
sautu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak
mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari
manusia untuk hidup dalam berorganisasi.
Beberapa
definisi tentang Organisasi:
a. Menurut
ERNEST DALE:
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi
penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang
dalam suatu kerja kelompok.
b. Menurut
CYRIL SOFFER:
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang
masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian
dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung
lagi dalam beberapa bentuk hasil.
c. Menurut
KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural,
sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih
luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.
d. Definisi
UMUM:
“Kelompok orang yang secara bersama-sama ingin mencapai
tujuan”
Teori organisasi klasik biasa disebut dengan “teori
tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad
19). Dalam teori ini organisasi digambarkan
sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung
kreatifitas.
Dalam teori ini organisasi digambarkan seperti toet piano
dimana masing-masing nada mempunyai spesialisasi (do.. re.. mi.. fa.. so.. la..
si..) dimana apabila tiap nada dirangkai maka akan tercipta lagu yang indah
begitu juga dengan organisasi.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggab
manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan
digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi Organisasi menurut Teori Klasik yaitu struktur
hubungan, kekuasaan-kejuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan factor-faktor lain apabila orang bekerja
sama. Teori Organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a. Sistem
kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok
orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan
& Kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi
tergantung pada empat kondisi pokok: Kekuasaan) Saling melayani) Doktrin)
Disiplin) Sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi
formal adalah:
a. Pembagian
kerja (untuk koordinasi)
b. Proses
Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur
(hubungan antar kegiatan)
d. Rentang
kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
Ciri-ciri
Organisasi :
§
Lembaga social yang
terdiri atas kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
§
Dikembangkan untuk
mencapai tujuan
§
Secara sadar
dikoordinasi dan dengan sengaja disusun
§
Instrumen social yang
mempunyai batasan yang secara relatif dapat diidentifikasi.
2.5.Aliran Manajemen
Modern
Teori modern
mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu sistem terbuka
yang harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Teori
organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, Teori modern,
dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu
kebutuhan yang menyeluruh.
Teori organisasi
modern labih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak
variabel yang dipertimbangkan. Teori modern bisa disebut sebagai teori
organisasi dan manajemen yang memadukan teori klasik dan neoklasik dengan
konsep-konsep yang lebih maju. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu
organisasi adalah sangat kompeleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariabel,
dan probabilistik.
a)
Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern
Teori
organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950 , banyak hal yang
mendasar berbeda dengan teori klasik :
- Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi . Melalui analisa dan metode ilmiah , sasaran-sasaran organisasi telah dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakekat pekerjaan itu sendiri.
- Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi ,skalar dan vertikal. Dengan berkembangnya teknologi dan majunya kegiatan-kegiatan perlu konsep sistem . Maka timbullah perhatian pada operasi atau proses organisasi . Teori organisasi modern lebih dinamis daripada teori-teori lainnya dan meliputi lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
b)
Tokoh-tokoh dalam Aliran Modern
- Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya idquo, yaitu Ego dan Super Ego, dan Hirarki Kebutuhan Manusia, dalama penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.
- Douglas McGregor, yang terkenal karena mengemukakan teori X dan teori Y.
- Frederick Herzberg, yang mengemukakan teori motivasi higienis dan teori dua factor.
- Robert Blak dan Jane Mounton, yang membahas lima gaya kepemimpinan dan kisi-kisi manajerial (managerial grid).
- Rensistlikert, yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara ekstensive mengenai Empat Sistem Manajemen, diantaranya Exploitif-Otoritatif sampai Partisipatif Kelompok.
- Chris Argyris, yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem hubungan antar budaya.
c)
Aplikasi Teori Aliran modern Pada Kehidupan Manusia
Pada
aplikasi manajemen yang diterapkan pada tiap perusahaan dan organisasi
berbeda-beda. Perbedaan mencolok terjadi pada perusahaan berskala besar dengan
perusahaan kecil bahkan home industry. Perubahan kondisi ekonomi global
disiasati oleh para manajemen dengan menggunakan satu teori atau menggabungkan
beberapa teori manajemen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi.
Banyak
perusahaan yang telah mengaplikasikan teori modern dalam sistem manajemennya,
terutama untuk berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal,
manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi,
perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya. Hal ini untuk efisiensi waktu,
tenaga dan biaya. Meskipun teori ini memiliki kelemahan karena sisi kemanusiaan
yang mulai tergeser.
Guna
meminimalisir kekurangan dari teori ini, banyak perusahaan menggabungkan
beberapa teori manajemen baik klasik, neo klasik maupun modern. Pencapain
tujuan bersama organisasi dapat terakomodir, sehingga diharapkan kepuasan dapat
dicapai oleh masing-masing anggota dari suatu organisasi atau perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara keilmuan,
manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi.
Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan
adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang
pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang
menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan
pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang
pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia
meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam
efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah:
2005).
Perkembangan teori
manajemen dimulai dari teori manajemen klasik dengan pemikiran manajemen ilmiah
dari Taylor dan teori organisasi klasik dari Mayo. Manajemen ilmiah menekankan
pada upaya menemukan metode terbaik untuk melakukan tugas manajemen secara
ilmiah. Sedangkan teori organisasi klasik menekankan pada kebutuhan mengelola
organisasi yang kompleks yang mefokuskan pada upaya menetapkan dan menerapkan
prinsip dan ketrampilan yang mendasari manajemen yang efektif . perkembangan
yang memberik focus yang sangat berbeda dari teori manajemen klasik disebut
teori manajemen neoklasik yang ditandai dengan perubahan fokus manajemen yang
lebih menekankan pada perilaku baik pada perilaku manusia maupun perilaku
organisasi. Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen
yang mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan
pemahaman yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan
selanjutnya yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan
diarahkan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan.
Namun saat ini penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang
memadukan antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang
diterapkan menurut situasi dan lingkungan yang dihadapai.
Daftar Pustaka