Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamua'laikum wr.wb.
Assalamua'laikum wr.wb.
Apa
kabar sahabat semua ! Alhamdulillah pasti sehat-sehat semua kan..??
Okey sudah lammmmaaa mimin gx share-share lagi,, soalnya lagi banyak kegiatan.. hehehehe.
Okey sudah lammmmaaa mimin gx share-share lagi,, soalnya lagi banyak kegiatan.. hehehehe.
Pada kesempatan malam ini walaupun diiiingiiin dan ditemani
sama teh hangat, mimin akan membagikan sedikit ilmu yang mimin dapat tadi siang
tentang Pendidikan Berkarakater dalam Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh
dinas pendidikan kabupaten bireuen bertempat di Kampus UT Bireuen .
Pasti kita bertanya-tanya kenapa sih harus ada pendidikan
yang berkarakter dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru ! padahal
itu kan tugas guru Agama, Bimpen dan PPKN, ya kan sahabat..??
Nah, berdasarkan tutor Zulfikri Anas tadi mengatakan bahwa pemikiran
ini harus dibuang jauh-jauh kedalam jurang. Yaaaah mampus dooong.. hehehehe. Itu
kan cuma di ibaratkan. Maksud dari perkataan tutor Zul adalah untuk membina
karakter seorang siswa harus bekerja antar semua warga sekolah.
A. Asal Usul Pendidikan Karakter/Akhlak
A. Asal Usul Pendidikan Karakter/Akhlak
Okey sebelum kita melangkah jaaaaaauuuh sekali, sekarang
yuuuuks kita kembali dulu kezaman Jahiliyah. Yaaaaaah.. ngapain bahas
sejarah miiin..?? tenaaang duluuu sahabaaat.. Coba sahabat kembali merenung
sifat dan sikap manusia pada zaman Jahiliyah..? pasti kan di ambang kehancuran
dan akan mengarah kepada Kiamat dimana perempuan dan budak diperlakukan secara
tidak manusiawi, walaupun mereka sangat pintar tetapi mereka tidak menghargai
antar satu sama lain, mereka memakai hukum Rimba “Siapa yang Kuat dialah
Pengauasanya”, iya kan sahabat ?
Sekarang ayo sahabat berfikir kenapa sifat dan sikap pada
masa Jahiliyah dalam masa 1500 tahun yang lalu sudah menghilang..?? siapa yang menghilangkannya
di atas muka bumi ini..?? ayoooo siapa sahabat..?? Nabi Muhammad SAW kan. Coba sahabat
membayangkan bagaimana Rasululllah menghilangkan karakter yang di ambang
kehancuran tersebut menjadi karakter yang penuh dengan kedamaian!
Menurut tutor Zul jelaskan tadi, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah ubah dulu karakter pada diri sendiri baru bisa mengubah
karakter orang lain supaya menjadi suri tauladan bagi orang lain disekitarnya. Coba
sahabat renungkan bagaimana karakter Rasulullah dalam membawa ajaran Islam
didalam zaman Jahililyah yang diambang kehancuran. Dengan karakter/Akhlak
beliaulah orang yang memaki Rasulullah malah mereka yang masuk ke dalam agama
Islam, orang yang ingin membunuh Rasulullah menjadi sahabat terbaik
Rasullullah. Dari contoh diatas dapat kita tarik simpulan bahwa untuk mengubah
karakter/Akhlak seseorang harus dirubah dulu Akhlak dari kita sendiri sebagai
seorang guru sehingga kita seorang guru bisa menjadi suri tauladan bagi siswa
yang diajarkan. Timbul pertanyaan dari kita “Bagaimana Rasullullah bisa menjadi
suri tauladan bagi ummatnya” !
Sebenarnya untuk mendidik karakter/Akhlak untuk
seseorang/siswa yang harus dilakukan adalah kembalikan dulu pendidikan tersebut
ke RUHnya. Maksudnya disini adalah Ruh dari pendidikan adalah Agama (Al-Quran
dan Hadist). Apabila pendidikan seseorang dididik melalui agama pasti dia
memiliki karakter/Akhlak yang mulia. Misalkan
saya contohkan yang sering kita lihat di televisi sebuah kisah memilukan
dinegara kita tercinta ini yaitu penjabat dan oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab, kita bisa menanyakan kepada kawan-kawan kita disamping “Dia
itu bodoh atau gak sih kok orang seperti itu bisa menjadi penjabat! Padahal dia
itu kan pintar !”
Bagaimana kita menjawab persoalan seperti ini ! sangat mudah
menjawabnya karena pendidikan yang selama ini dikembangkan oleh seorang guru
adalah selalu melihat siswa yang memiliki nilai akademik tinggi tapi tidak
pernah meihat siswa yang memiliki akhlak yang mulia. Mengapa demikian! Karena bisa
kita buktikan bahwa setiap anak yang memiliki nilai akademik tinggi pasti dia
memiliki akhlak yang kurang baik misalnya egois, tidak ada kawan yang dipercaya,
sendiran selalu dll. Nah untuk anak yang memiliki nilai akademiknya rendah dan memiliki
akhlak yang tinggi dia sangat pandai dalam bergaul dan menghargai kawannya. Sekarang
anda bayangkan juga siswa yang guru-guru banggakan nilai akademiknya apakah
begitu lulus dia akan ingat guru tersebut ! sekarang anda bayangkan lagi siswa
yang nilai akademiknya rendah sehingga guru lupa terhadap dia sedangkan dia
sangat ingat terhadap guru tersebut dan selalu menegur guru tersebut dimana pun
dia bertemu dengan guru. Menurut anda siswa manakah yang terbaik dan mulia ?
anda jawab sendiri wahai Guru.
Lalu apa hubungannya dengan penjabat-penjabat dan oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab ! hubungannya adalah para penjabat dan oknum
tersebut dulu lahir dari seorang siswa yang diajarkan oleh seorang guru yang Cuma
mengedepankan nilai akademik dan lupa tentang nilai spiritual dan sosial dari
siswa yang diajarkan. Sehingga timbullah orang pintar yang menipu dan merusak
karena mereka tau bagaimana menghindari tipuannya itu dari pandangan orang. Tapi
apabila nilai spiritual dan nilai sikap yang sejalan diajarkan dengan nilai
pengetahuan pasti sifat dan sikap itu akan terhindari karena mereka takut akan
dosa dan malu hatinya dengan sikap yang tidak baik itu.
Dari uraian semua diatas dapat kita simpulkan yaitu seorang
guru harus mendidik siswa bukan hanya dengan aspek pengetahuan dan keterampilan
(nilai akademik) saja tapi harus di iringi dengan aspek spiritual dan sikap
(nilai religious) karena diharapkan supaya dimasa depan setiap siswa akan menjadi
suri tauladan yang baik bagi orang lain dengan keimanannya yang kuat sehingga
tidak terjadi lagi hal-hal yang negative.
No comments:
Post a Comment